“Bayang-Bayang Anak Jahanam” Kisahkan Cinta Ibu Terhadap Anaknya yang Terhalang Ancaman Kekuatan Jahat

Diposting pada Dilihat: 12

Jakarta,Moviesdays.com – Memasuki tahun 2025, ada teror dan ancaman yang
mengintai dari seorang anak yang lahir dari sebuah sekte misterius di hutan
belantara. Meski dibesarkan dengan kasih sayang dan cinta oleh kedua orangtuanya,
sang anak itu selalu datang membawa ancaman yang mengancam nyawa dan petaka bagi orang-orang di sekitarnya.

Kisah horor yang dibalut dengan drama antara cinta seorang ibu dan anaknya itu
akan hadir dalam film terbaru Anami Films, “Bayang-Bayang Anak Jahanam”
dibintangi oleh Taskya Namya dan Ali Fikri. Film ini memberikan konflik batin
tentang cinta ibu terhadap sang anak, meski si anak tersebut memiliki kondisi yang
tak diinginkan oleh dunia.

“Bayang-Bayang Anak Jahanam” berkisah tentang keluarga Gina (Taskya Namya)
dan Gani (Rizky Hanggono), orangtua Agni (Ali Fikry) yang berubah drastis ketika
mereka mengetahui bahwa putra mereka adalah seorang anak yang mendapatkan
energinya dari hal-hal yang tidak diketahui. Agni mulai menakuti semua orang di
sekitarnya saat mereka mencoba mencari tahu apa yang mungkin telah
memengaruhi Agni hingga menyebabkan kekacauan. Seiring waktu, terungkap
bahwa Agni bukanlah anak biasa. Dia adalah Anak Jahanam.

Selain Taskya Namya, Rizky Hanggono, dan Ali Fikry, film “Bayang-Bayang Anak
Jahanam” juga dibintangi oleh Maryam Supraba, Ruth Marini, Adlu Fahrezy, dan
almarhum Yayu Unru. Menjadikan film ini sebagai bagian dari legasi Yayu Unru,
salah satu aktor terbaik yang dimiliki perfilman Indonesia. Film ini juga memiliki
peran penting dalam perjalanan keaktoran Taskya Namya yang kini juga dikenal
banyak membintangi film horor dan banyak yang sukses yang telah ia tuai.

“Ketika memerankan Gina, sebagai ibu yang tengah hamil dan akhirnya memiliki
seorang anak, aku punya tantangan tersendiri. “Bayang-Bayang Anak Jahanam”
secara linimasa adalah film horor pertamaku, yang sebelumnya lebih banyak
berperan di film-film drama. Jika berkaca dengan posisiku saat ini yang lekat dengan
horor, itu karena aku banyak belajar di film ini, bersama para kru-kru yang
berkualitas di film ini,” kata Taskya Namya.

Film “Bayang-Bayang Anak Jahanam” juga menampilkan adegan-adegan ekstrem
seperti mobil yang jatuh dari tebing hingga adegan ledakan di karnaval malam serta
minimarket. Di samping itu, film ini juga menghadirkan ritual sekte dengan semua
anggotanya adalah perempuan hamil di sebuah hutan, memberikan dimensi berbeda pada genre horor Indonesia. Hal ini menunjukkan kualitas desain produksi filmnya digarap secara maksimal dan matang dari tangan para kru yang berkualitas dan telah terbukti rekam jejaknya.

Produser “Bayang-Bayang Anak Jahanam” Dilip Chugani mengatakan, melalui film ini Anami Films ingin menghadirkan horor yang memiliki nuansa ngeri namun sekaligus menyentuh level emosi mendalam dengan menghadirkan konflik antara cinta seorang ibu terhadap anaknya yang menjadi antagonis oleh semua orang.

“Secara cerita, film ini membawa sesuatu yang menarik dengan menggabungkan unsur horor dan drama. Secara premis sederhananya, bagaimana jika anak kita itu benar-benar anak jahanam? Apakah misalnya sebagai orangtua atau ibu, kita masu mau menyanyangi damn dekat dengannya? Kami juga ingin mencapai level maksimal dengan mendorong secara produksinya dilakukan oleh para talenta yang berkualitas di bidangnya. Sehingga secara kualitas, bukan saja terletak pada ceritanya saja, atau aktornya, tetapi juga desain produksi hingga keseluruhan film untuk menciptakan film horor yang memberikan perbedaan di perfilman Indonesia,” kata produser “Bayang-Bayang Anak Jahanam” Dilip Chugani.

Sebelumnya, Dilip Chugani juga turut memproduseri film Bollywood “Hotel Mumbai” yang diakui secara kritis dan mendapat respons positif dari penonton. Bersama Anami Films, Dilip Chugani memproduseri film “Bayang-Bayang Anak Jahanam” bersama Prakash Chugani, Deepak Chugani, dan Sanjeev Bhalla.

Para sineas yang turut terlibat di film ini di antaranya adalah Pemenang Piala Citra FFI untuk Scoring Orisinal Terbaik Abel Hurray, Peraih Piala Citra FFI untuk Skenario Adaptasi Terbaik Rahabi Mandra, dan Pemenang 4 Piala Citra FFI untuk Pengarah Sinematografi Terbaik Yudi Datau. Disutradarai oleh A.R.M, film “Bayang-Bayang Anak Jahanam” akan menjadi teror bayangan kelam penonton Indonesia pada tahun baru 2025.

( Reza )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *